August 15, 2008

Seni, Budaya dan Wisata


"Surabaya", telah lama dikenal sebagai kota perdagangan. Di setiap sudut kota kini dengan mudahnya anda menjumpai pertokoan dan mall. Bahkan rasanya, terlalu banyak mall untuk kota seluas surabaya ini. Lalu, bagaimana dengan hiburan pariwisata yang ada di kota ini?

Jika berbicara tentang wisata, mungkin sebagian besar orang akan berkata..."Wisata kok ke Surabaya, ada apa disana?, Mau beradu keindahan panorama alam, kalah dengan tetangga terdekatnya (Malang), Mau beradu wisata fashion, masih kalah dengan Jakarta dan Bandung. Hmm... kasihan benar warga kota ini.

Eits, tapi bagaimana dengan wisata seni dan budaya? Kesenian tak mungkin tidak dijumpai di sebuah kota, apalagi budaya. Setiap daerah pasti memiliki kesenian tradisional sebagai sebuah budaya masyarakat. Dan sebenarnya, Surabaya-pun memilikinya.

Sebagian besar anak-anak yang sekarang berusia 10-15 tahun yang lahir dan besar di Surabaya, tak lagi mengenal ludruk, ketoprak, tari remo. Pepatah bilang, "Tak Kenal Maka Tak Sayang", mungkin tepat untuk menggambarkan fenomena ini. Bagaimana mereka mau mengenal kesenian ini?

Dulu, kala hanya ada 1 stasiun TV (TVRI), setiap minggu kita bisa menyaksikan ludruk, ketoprak dan tari remo. Sekarang, saat kedua orang tua sibuk bekerja dan saat materi siar televisi swasta lebih hangat dalam perbincangan sehari-hari maka tak ada lagi yang menyimak TVRI. Hari libur Sabtu-Minggu pun akan dipakai untuk beristirahat dan bersosialisasi dengan para tetangga atau pergi berlibur ke luar kota. Pantas kan, kalau budaya asli surabaya sudah tak lagi dikenal banyak orang?

Iseng berjalan-jalan berkeliling kota, melepas lelah di akhir pekan... Ups, ternyata ada sudut yang lain, yang selama ini lupa tidak terhampiri, yakni : Taman Budaya Jawa Timur semula merupakan komplek perkantoran Kabupaten dan sebagai rumah dinas Bupati Surabaya. Ada apa di tempat ini ?

Ternyata, selalu ada aktifitas budaya disini. Dan saat saya kesana beberapa waktu lalu sedang ada latihan pagelaran tari : Raff Dance. Menarik sekali menonton pagelaran ini, irama tarinya yang mengalun, mendayu dan sesekali menghentak membuat suasana pun menjadi sangat menyenangkan. Peserta tari pun begitu bersemangat dan larut dalam keakraban tim tari. Seakan lepas semua beban pekerjaan, menikmati tarian ini sungguh menyenangkan. Hiruk pikuk suara kendaraan lalu lalang tak lagi terdengar, padahal hanya berjarak beberapa meter.

Wow, ternyata pengunjung taman budaya ini tidak hanya satu dua orang, cukup banyak juga, dan saya rasa mereka ini adalah para penikmat seni tulen.

Sebenarnya, tempat ini pun jika dikemas dengan publikasi yang cantik dan dengan memperindah lingkungan sehingga lebih tampak rapi dan bersih, bisa menjadi obyek wisata yang cukup menyenangkan untuk keluarga dibanding harus berlama-lama berada dalam kemacetan akibat lumpur lapindo. Anda bisa berwisata menikmati seni, budaya dan merasakan kembali keakraban warga Surabaya yang selama ini hilang ditelan perputaran aktifitas, sekaligus memberikan wacana seni dan budaya ini pada anak-anak.

Memarketingkan Taman Budaya untuk wisatawan manca negara-pun sebenarnya bukan hal yang mustahil, bahkan ini peluang besar. Tentunya dengan lebih memperhatikan sarana prasarana yang ada.

Related Posts:

0 komentar: