January 30, 2016

Menyapa Konsumen Wajib, Namun Jangan Asal Sapa

Di era marketing 3.0 ini, konsumen / pelanggan tidak lagi diposisikan vertikal (sebagai "raja/ ratu"), mereka diposisikan horisontal ("sahabat"). Jelas bedanya, saat melayani pimpinan/ raja mungkin ada rasa tertentu yang dipaksakan, mungkin yang dibutuhkan dan dipersepsikan konsumen (sebagai raja/ ratu) berbeda jauh dengan yang kita persepsikan (sebagai pelayannya). Saat konsumen/ pelanggan diposisikan sebagai sahabat, maka kita memiliki kesamaan rasa, kesamaan kebutuhan, dan kedekatan secara emosional. 

Sebagai sahabat, konsumen mengharapkan akan mudah menghubungi kita, bebas berkonsultasi dan mendapatkan produk/ layanan sesuai dengan yang diinginkannya. Perasaan konsumen tentang produk/ jasa yang kita berikanpun dengan mudah diluapkan dan di sharingkan dengan sahabat lainnya. Social Media merupakan media komunikasi yang banyak digunakan oleh konsumen di era ini.

Nah, dengan perubahan perilaku pasar seperti itu, tentunya kita musti rajin menyapa konsumen sebagai sahabat. "Menyapa", bukan membroadcast pesan :). Sebagai sahabat, tentunya kita telah memahami bagaimana konsumen kita, sehingga topik sapaan pun menjadi menyenangkan. Beberapa hal yang perlu kita ketahui saat bersapa dengan konsumen :
  1. Ketahuilah background/ aktifitasnya (terkait dengan produk/ jasa yang kita jual).
    Hal ini tidak sulit, karena hampir tiap orang saat ini terhubung dengan media sosial, sehingga ini memudahkan kita untuk mencari tahu tentang konsumen/ pelanggan kita. Cermati profil, hobby dan pekerjaan sehari-harinya. Sebuah kesalahan apabila anda menganggap konsumen anda seorang koki padahal nyatanya dia adalah pemilik beberapa restoran.
  2. Bersapalah layaknya sahabat lama. Ingat, sahabat tidak menggurui apalagi menyalahkan, melainkan mendengarkan dan berbagi pengalaman (sharing).
    Sharing bukan menggurui, bukan menyalahkan. Sharing antar sahabat muncul dari obrolan tentang permasalahan sahabat (konsumen), dan anda berempaty untuk menjadi pendengar dan memberikan advokasi yang diinginkannya.
  3. Berikan kesan bahwa kita tetap ingin terhubung dengan mereka "keep in touch".
    Di akhir pembicaraan, buatlah kesan bahwa produk/ layanan kita dapat diandalkan, bahwa tim kita akan siap terhubung dengan konsumen/ pelanggan sewaktu-waktu dibutuhkan.

Intinya adalah : "Berikan kesan bahwa kita adalah sahabat".
Semoga bermanfaat.




March 14, 2015

Lifelong Learning


Ibu Sinta, 70 tahun sedang membuat Blog-nya
Belajar apapun itu, adalah sebuah aktifitas yang seharusnya memang tidak mengenal usia.

Minggu lalu, saya menemani seorang rekan yang sedang melakukan FGD (Focus Group Discussion) untuk program BLC (Broadband Learning Centre) di Surabaya.  BLC merupakan program dari pemerintah kota Surabaya yang membantu masyarakat untuk belajar komputer, mulai dari aplikasi office (writer, spreadsheets, presentation), desain grafis dan internet secara gratis. Program BLC ini merupakan suatu hal yang istimewa dan bermanfaat bagi masyarakat, baik untuk kebutuhan pekerjaan maupun sekedar jembatan informasi.

Untuk kebutuhan penelitian, kami berkunjung ke salah satu BLC sebagai sampel FGD tersebut yaitu di kelas internet BLC Genteng Kali Surabaya. Ketika sampai disana ternyata kami menjumpai bahwa siswa BLC adalah bapak dan ibu yang usianya tak lagi muda (sebagian berusia diatas 45 tahun, dan yang pasti tidak ada yang lebih muda dari saya). Saat itu mereka sedang belajar internet (mulai dari pengenalan browser, membuat email, blogging dan membuat akun facebook).


Suasana Kelas Internet BLC Genteng Kali Surabaya

Sebagian dari peserta BLC ini adalah ibu rumah tangga yang meluangkan waktu diantara kesibukan mengurus keluarga untuk tetap menambah wawasan dan ilmunya.

Namun, ada sosok yang istimewa diantara para peserta BLC tersebut. Diantara bapak dan ibu peserta BLC di kelas internet itu, ada seorang ibu yang tinggal di daerah Kertajaya Surabaya pada usia yang sudah bisa disebut sebagai Lansia (Berusia 70 tahun) dengan semangatnya, datang belajar setiap minggu naik angkot (angkutan kota) ke BLC Genteng Kali Surabaya untuk belajar internet. WOW,ini satu hal yang tidak saya bayangkan sebelumnya.

Melihat beliau, sungguh saya merasa kagum dan tergerak untuk menelisik, apa motivasi yang menguatkan langkah dan semangat ibu ini untuk belajar Internet. Dari obrolan demi obrolan, ibu ini belajar komputer dan internet agar tidak ketinggalan informasi, agar mampu mendampingi sang cucu apabila mereka berselancar di dunia maya dan mengisi waktu senggangnya. Beliau belajar tidak untuk pekerjaannya, beliau belajar tidak untuk mendapatkan sebuah nilai apalagi sertifikat. Beliau tidak mau dibilang orang tua yang GAPTEK. Dan bagi beliau, tak ada kata terlambat untuk belajar, tak ada kata "tidak bisa" selama masih ada pengajar yang mampu menyampaikan ilmunya.

Sosok yang inspiratif bagi saya. Dan semoga menginspirasi setiap generasi muda, inspirasi untuk menimba ilmu dan inspirasi untuk berbagi. Yang jelas, karena inspirasi dari beliau saya menghidupkan lagi blog saya yang telah sempat mati suri ini.

December 20, 2014

Harmoni Perjuangan, Cinta dan Syukur

Beberapa hari yang lalu, saya menonton film Exodus : Gods and Kings. Ternyata ceritanya terinspirasi dari kisah Nabi Musa AS yang sebenarnya agak berbeda dengan yang dikisahkan selama ini. Dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas perbedaan itu. Namun lebih pada pesan "baik" yang disampaikan dalam sebuah film Exodus.

Ya dalam setiap kreasi manusia, selalu akan ada unsur kebaikan dan mungkin ketidakbaikan, karena tiada manusia yang sempurna. Mungkin ketidakbaikan itu adalah hal yang tidak disengaja. Jadi, marilah kita yang berakal dan dewasa, mampu menyaring sendiri unsur kebaikan yang ada dari setiap kreasi.

Dalam film tersebut, betapa kita ditunjukkan kuasa sang Pencipta atas segala yang ada di bumi ini. Namun, DIA meminta manusia untuk tidak duduk manis, kita sebagai manusia harus berusaha dengan segala anugerah yang telah diberikan. Pada suatu titik ketika kita tak mampu dan itu mustahil dilakukan, maka campur tangan Sang Pencipta lah yang akan membuat kita menjadi mampu. Dan seyogyanya lah, ketika sesuatu yang sudah kita usahakan itu terwujud, kita tidak lantas memupuk dada, seolah pencapaian itu hanya karena kerja keras kita. Kelupaan atas campur tangan Sang Pencipta hanya akan memusnahkan apa yang kita miliki.

Hal baik lain yang dapat diambil dari film ini adalah tentang tim dan keluarga. Mencuplik dari sebuah kalimat : keluarga bukanlah dari siapa darah di tubuh kita mengalir, melainkan siapa yang mencintai dan mencintai kita.

Sahabat, tim kerja, lingkungan kita adalah keluarga kita. Merekapun adalah pribadi-pribadi yang andil dalam menguatkan hati dan semangat kita dalam setiap upaya dan doa. Raja Ramses dikisahkan dalam film tersebut adalah sosok yang tidak memiliki rasa terimakasih pada keluarganya. Dan akhirnya dia tidak berhasil memenangkan apa yang diharapkan, dia tidak memiliki support hati dan moral dari keluarga besarnyanya, karena dia menganggap nyawa anak buah tidak penting, dia menganggap manusia yang berbeda suku sebagai budak yang tak layak untuk disejahterakan. Raja Ramses tinggal bersama keluarga kecilnya (istri dan seorang anak), sedangkan Musa dalam kisah itu berjuang bersama keluarga besarnya (tidak memiliki pertalian darah yang dekat dengannya, kecuali Harun), istri dan anaknya tertinggal di suatu desa. Namun, Musa bersama keluarga besarnya lah yang memenangkan pertandingan ini.

Sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat membawa manfaat kepada orang lain, apalagi kepada lebih banyak orang. Dari sini, saya memetik semangat baik ibaratnya seorang enterpreneur. Mungkin di awal proses perjalanan sebuah bisnis yang baru dibentuk, kita berjalan sendiri. Namun alangkah lebih baik jika dalam prosesnya kita perlahan mengajak pribadi-pribadi baru, untuk bersama berjuang dan berbagi pencapaian atas setiap keberhasilan, menyampaikan berkah dari Sang Pencipta kepada lebih banyak pribadi yang membutuhkan. Ketika hal itu terjadi, dengan ijin dan campur tangan Sang Pencipta, maka menjadi perusahaan yang tumbuh berkembang bukan hal mustahil.

Marilah kita ciptakan sebuah harmoni, antara perjuangan, cinta dan wujud syukur pada Sang Pencipta alam semesta atas apa yang kita jalani agar lebih berarti dan bermanfaat untuk lebih banyak jiwa.




September 21, 2012

Indonesia Tercatat sebagai Negara Boros Energi, Apa Faktor Yang Mempengaruhinya?

Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang diprediksi meningkat lebih dari 10% sampai dengan tahun 2025 dan tuntutan pengembangan wilayah untuk memenuhi kebutuhan dan pemerataan ekonomi memicu peningkatan penggunaan energi di Indonesia. 

Saat ini, Indonesia termasuk negara yang boros dalam penggunaan energi dibandingkan negara-negara tetangga, seperti malaysia dan singapura. Setiap harinya, negara kita membutuhkan cadangan minyak 1.300.000 barel padahal dari estimasi cadangan minyak yang ada, Indonesia hanya mampu menyediakan 900.000 barel/ hari. Jadi ada kekurangan sebesaar 400.000 barel/ hari. 

Berdasarkan analisis dari data-data yang ada oleh ISP Research bekerjasama dengan House of Quality, pemborosan energi di Indonesia dipicu oleh tiga faktor. Simak ulasannya di majalah theQuality

August 15, 2012

Menengok Segmen Konsumen Mobil di Indonesia



Pertumbuhan penjualan mobil di Indonesia menunjukkan angka yang menggembirakan. Berdasarkan data GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), secara umum pertumbuhan penjualan mobil di Indonesia meningkat setiap bulannya, dan mencapai angka 25% pada semester I 2012. Menelisik lebih jauh, ISP Research menemukan bahwa pada beberapa merek mobil mewah pertumbuhan penjualan bahkan ada yang mencapai 30% hingga 50%.

Pertumbuhan penjualan mobil yang menggembirakan para pelaku industri ini terjadi karena pergeseran paradigma yang terjadi pada masyarakat Indonesia. Jika dahulu mobil dianggap sebagai “barang mewah” dan kepemilikiannya didominasi oleh segmen dengan SOSEK A (segmen atas). Kini, kelas menengah pun banyak yang memiliki mobil. 

Siapa konsumen potensial produk mobil di Indonesia ini?, simak ulasannya disini

July 18, 2012

Antara Kualitas dan Harga, Peluang Tingkatkan Penjualan

Pada kurun waktu 10 tahun terakhir, diketahui pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat baik dan hal ini diikuti oleh kestabilan makroekonomi. Data Bank Indonesia di akhir tahun 2011 menyatakan bahwa peningkatan perekonomian ini relatif merata, dan disebabkan oleh penurunan tingkat pengangguran dan peningkatan daya beli masyarakat akibat peningkatan pendapatan masyarakat. Sejalan dengan itu, data BPS menunjukkan bahwa kelompok sosial ekonomi menengah meningkat sangat signifikan (lebih dari 60%) dalam tujuh tahun terakhir.

Informasi yang terpapar diatas merupakan kabar yang menggembirakan bagi dunia usaha di Indonesia. Peluang terjadinya transaksi sangat menggiurkan, bukan hanya pada produk-produk primer akan tetapi produk-produk sekunder bahkan tersier. 

Fakta dari hasil riset ICON-17 bekerjasama dengan the House of Quality tak kalah menggembirakan.  Simak ulasannya disini

April 26, 2012

Bisnis Online dan Buzz Marketingnya

Anda punya Facebook? Twitter? atau jejaring sosial media yang lain?
Jika ya, berapa sering anda melihat teman-teman di sosial media itu upload foto-foto produk yang dijual? Mulai dari makanan, pakaian, kosmetik, accessoris sampai dengan barang elektronik bahkan property.

Ya, bisnis online di Indonesia kini sedang naik daun. Di tahun 2011, pengguna internet di Indonesia tercatat lebih dari 45 juta jiwa, Perkembangan teknologi melalui gadget, handphone android, blackberry, dan semacamnya sangat mendukung aktifitas berjejaring di dunia maya. Dari data, diketahui 70% pengguna handphone mengakses internet dari gadgetnya. Kondisi ini sangat jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya (sekitar 2005 - 2008).

Bagaimana perkembangan bisnis online di tahun 2012?
Diprediksi perkembangan bisnis online makin meningkat. Hal ini didukung makin bervariasinya gadget, dengan harga yang makin murah dan koneksi internet yang makin luas dan hematsangat membantu aktifitas bisnis online ini.

Jika peluang sudah tampak di depan mata? Lalu bagaimana memulai dan melakukan aktifitas marketing di bisnis online ini?

Klik disini untuk melanjutkan

April 25, 2012

Pergeseran Pelanggan, Pergeseran Kebutuhan, Pergeseran Persepsi/ Sikap

Pernahkah anda mengamati adanya pergeseran pelanggan pada suatu produk, sebagai contoh :
  • pergeseran konsumen XL yang dulunya didominasi profesional muda sekarang didominasi oleh segmen anak muda
  • pergeseran pembaca kompas yang dahulu didominasi oleh pebisnis dan kini merambah ke segmen keluarga
  • pergeseran segmen pengguna sunsilk dari segmen menengah dan kini merambah ke segmen atas

Pergeseran-pergeseran diatas, memang disengaja. Namun bukan karena produk hanya ingin bergeser positioning, namun dilihat dari data kebutuhan pelanggan, pun telah terjadi pergeseran kebutuhan, pergeseran persepsi maupun sikap.