August 12, 2009

Top Brand

Kapankah Lontong Menjadi Makanan Favorit di Papua dan kapankah Sagu menjadi menu favorit di Jawa tengah?


Jika mendapatkan pertanyaan seperti diatas, tentu anda akan merasa ini bukan sebuah pertanyaan yang harus dijawab, atau bahkan perlu ditanyakan lagi, kenapa nasi dikenal sebagai makanan masyarakat Indonesia. Kalau mau berfikir dengan nalar, jelas bahwa nasi lebih dikenal sebagai makanan masyarakat Indonesia, karena nasi dikonsumsi di sebagaian besar masyarakat Indonesia, di sebagian besar kepulauan Indonesia. Berbeda dengan Sagu yang hanya lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia bagian Timur yang notabene dihuni oleh sedikit orang jika dibandingkan dengan masyarakat di Indonesia bagian Barat.

Hampir sama dengan logika pada ilustrasi diatas, ketika mengukur Brand Awareness secara nasional (misalnya hanya untuk Top Of Mind), maka perlu diperhatikan sebaran merk produk/ jasa di beberapa lokasi survey. Klaim "Top Brand", tidak akan realistis pada saat sebaran merek produk/ jasa tersebut tidak proporsional. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah masalah "trust" terhadap merek.

Contoh nyata adalah bahwa kita tidak akan menemukan surat kabar Pikiran Rakyat menjadi Top Brand berskala nasional karena sebaran Pikiran Rakyat yang belum me-nasional, demikian juga dengan Radio Suara Surabaya. Namun demikian, surat kabar Pikiran Rakyat adalah Top Brand Surat Kabar di Bandung dan Radio Suara Surabaya adalah Top Brand Stasiun Radio di Surabaya.

Riset Top Brand tanpa memperhatikan sebaran objek penelitian dan faktor-faktor pendukungnya akan sangat menyesatkan secara statistik. Lie With Statistics, ini mungkin sebutan yang pantas untuk riset-riset semacam ini. Namun jika memang terjadi sebuah kesengajaan untuk hal ini, maka ada tujuan lain dilakukannya pengukuran Brand Awareness, misalnya dalam rangka promosi/ publikasi merek,
meningkatkan kepercayaan
terhadap merek, dll. Promosi dengan cara seperti ini memang bukan kategori black campaign, namun jika mau lebih disadari ini lebih pada penipuan publik dengan mengatasnamakan sebuah riset.

Related Posts:

0 komentar: