Harapan manager tadi memang untuk mendapatkan pendapatan dengan memilih target pasar kelas atas. Logikanya, orang-orang kelas atas memiliki kemampuan untuk membeli. Namun, gaya hidup telah bergeser. Dan saat ini begitu banyak orang yang melakukan pembelian secara emosional.
Coba saja perhatikan, pelanggan sebuah salon kecantikan, perawatan wajah, perawatan tubuh. Apakah mereka berasal dari kelas atas ? Dari hasil survey yang saya lakukan, ternyata tidak demikian. Sebagian konsumen dari salon tersebut adalah kalangan menengah (berdasarkan kriteria SES). Dan saya lebih-lebih merasa aneh tatkala sebuah laboratorium pemeriksaan kesehatan juga menyatakan bahwa target pasarnya adalah kelas atas. Waaah, ini lebih aneh lagi. Dan tatkala mereka memilih tagline yang berkaitan dengan kualitas hasil pemeriksaan. Lazimkah hal ini ? Setahu saya, senyampang, pasien membutuhkan kualitas pemeriksaan, harga berapapun akan dibayar karena menyangkut kesehatan tubuhnya. Demikian juga salon kecantikan. Seorang gadis remaja secara emosional akan memilih salon yang tarif untuk potong rambut sampai ratusan ribu rupiah, bukan karena dia adalah anak orang kaya, tapi karena gengsi dan ingin tampil seperti sang idola, walaupun harus merogoh uang tabungannya.
Lalu, harus melakukan segmentasi seperti apa ?
Untuk beberapa produk/ jasa, segmentasi psikografis ataupun gaya hidup akan lebih sesuai. Bagaimana caranya ? Lakukan market research.
0 komentar:
Post a Comment