Pada saat seseorang atau organisasi berencana melakukan benchmark, tentu yang mereka lakukan adalah mengamati, mempelajari, membandingkan, melakukan analisis dan menyimpulkan. Sebenarnya hal ini tidak jauh berbeda dengan aktifitas riset. Bedanya hanya pada banyaknya data dan sampling. Bukan berarti tidak ada sampling, namun prosesnya yang sedikit berbeda, jika anda melakukan benchmark dengan benar.
Bayangkan ketika anda mengamati, mempelajari membandingkan, menganalisis dan menyimpulkan suatu obyek, sedangkan antar obyek itu sendiri tidak layak diperbandingkan. Setiap pengamatan yang anda lakukan merupakan sampel. Jadi, sebenarnya ada cara-cara dalam melakukan pengamatan (ibaratnya prosedur pengambilan sampel). Sebagai contoh, bila anda melakukan benchmark terhadap layanan nasabah di sebuah bank.
- Populasinya adalah keseluruhan proses layanan di bank itu. Sehingga anda harus mempelajari sebelum melakukan benchmark.
- Sampelnya diambil di tiap-tiap titik layanan
- Periode pengambilan sampelnya terbatas.
- Cara pengambilan sebaiknya secara random, namun dapat dipertajam dengan menambah pengamatan pada titik-titik tertentu.
Ketepatan dalam melakukan pengamatan ini menentukan ketajaman analisis dan hasil pengambilan keputusan yang anda lakukan. Jadi, bukan hanya sekedar benchmark.
0 komentar:
Post a Comment