Showing posts with label Resensi. Show all posts
Showing posts with label Resensi. Show all posts

May 5, 2010

KEPUTUSAN BISNIS dalam R

Buku ke-2 dari Berbagi.NET :




Resensi :

Data di sebuah lembaga bisnis ibarat harta karun. Banyak perusahaan yang kini meyakini bahwa data sangat bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Melalui data yang terorganisasi dengan baik, dapat dilihat sejauh mana prestasi telah dijalani, bahkan dapat dilakukan analisis lebih mendalam sehingga diketahui pula penyebab terjadinya sebuah prestasi ataupun kegagalan.

Tidak berhenti hanya sampai pengamatan terhadap apa yang sudah dilakukan beserta penyebabnya, dengan data dan penerapan metode statistik, dapat dilakukan prediksi pencapaian prestasi pada periode yang akan datang, adanya faktor-faktor yang menghambat tercapainya target bisa disimulasikan, sehingga selanjutnya dapat diperoleh trik untuk bisa lebih memaksimalkan prestasi

Buku Keputusan Bisnis dengan R ini disusun sebagai pendamping bagi siapapun yang menyadari pentingnya pengelolaan data untuk pengambilan keputusan dalam bisnis dan marketing seperti : analisis profil pelanggan, analisis produk, analisis keberhasilan aktifitas pemasaran, analisis kualitas layanan pelanggan, analisis hasil penjualan, pengembangan outlet berdasarkan database pemasaran, menyajikan rangkuman hasil kinerja pemasaran. Dan untuk memenuhi kebutuhan analisis marketing tersebut, Buku Keputusan Bisnis dengan R ini juga mengupas teknik analisis dari beberapa metode statistik, mulai dari sajian deskriptif statistik, grafis, tabulasi silang, analisis korespondensi, ANAVA, analisis time series, analisis cluster dan AHP.

April 22, 2010

Visualisasi Data dengan R Graphic

Buku ke-1 Berbagi.NET



Resensi :
Grafik merupakan sarana yang paling mudah bagi seorang analis data untuk menyampaikan informasi kepada penggunanya. Hal ini, karena visualisasi objek dan warna memang lebih menarik bila dibandingkan dengan deretan angka.

Namun, tentunya tujuan akhir dari analisa data bukan hanya pada penyampaian informasi berupa grafik yang menarik, tetapi menyajikan informasi yang dapat menunjang proses pengambilan keputusan. Yaitu, informasi yang detail, cermat, dan cepat. Bantuan software tentu diperlukan, terutama agar data dapat tersaji dengan cepat. Namun, tidak semua software bisa diperoleh secara gratis.

Buku Visualisasi Data dengan R Graphic ini dapat memberikan panduan bagi para pengelola data untuk dapat menyajikan data dalam grafis yang cepat dan tepat (cermat dan mendetail) dan murah, karena memanfaatkan software R yang bisa diunduh secara gratis oleh siapapun.

Beberapa cara pembuatan grafik seperti : Ballon Plot, Notched Boxplot, Enhanced Bar Plot, Dotplot Market Share, Pairs Plot, Back to Back Histogram, Thermometer Plot, Calendar date Gantt Chart, Image Profile, Pie Chart Series dan Barplot with Gap Value dibahas dalam buku ini berikut dengan studi kasusnya.

June 15, 2007

Ingin Berubah atau Mati ?!

Judul buku : Change!
Penulis : Rhenald Kasali, Ph.D.
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 456 halaman





ImageBerubah atau mati ? Buat apa suatu perusahaan, institusi, lembaga atau organisasi terus dipertahankan jika hanya menjadi beban, pusat keluhan dan membawa kerugian bagi orang lain ? Yang diperlukan adalah perubahan (Change). Inilah buku yang sangat berharga dan menginspirasi bagi siapapun yang dengan tuntas membacanya.
Perubahan adalah pertanda adanya kehidupan dan memberikan harapan untuk lebih baik Banyak alasan kenapa kita harus berubah ;
  • Ubud menjadi daerah wisata yang sangat terkenal didunia karena perubahan yang dilakukan Raja Ubud, Tjokorda Gde Agung Sukawati. Ia berfikir, rakyatnya tidak bisa terus menerus hidup dalam kekurangan dan ketidakmampuan, sehingga Raja Ubud merasa perlu melakukan perubahan, mendatangkan seniman-seniman terkenal dan meminta mereka mengajarkannya pada masyarakat Ubud
  • Garuda Indonesia yang pernah menerima penghargaan dari Bandara Schipol di Amsterdam sebagai “the most punctual airlines”, empat tahun kemudian menutup rute penerbangan di Amsterdam (satu-satunya rut eke Eropa yang dimilikinya) dengan alasan bahwa rute ini tidak lagi menguntungkan
  • Pembuat chips computer Intel berhasil melakukan transformasi dari produsen memory chips menjadi produsen microprocessor dan akhirnya menjadi tren teknologi masa kini.
Dan banyak lagi contoh-contoh perubahan yang terjadi di dunia ini. Namun, perubahan tidak dapat berjalan dengan sendirinya. Misalnya, untuk menciptakan perubahan dalam sebuah perusahaan/ organisasi dibutuhkan “great team” dan “great player”. Selain itu, perubahan perlu dilakukan secara konseptual sehingga tidak menyesatkan atau berhenti di tengah jalan. Pada setiap keadaan yang berbeda, diperlukan strategi dan cara yang berbeda-beda.

Untuk menghasilkan perubahan, dituntut tiga hal, yakni : Melihat, Bergerak dan Menyelesaikan sampai tuntas. Bagi beberapa orang, melihat perubahan adalah satu hal yang sulit, bagaikan melihat sesuatu yang kasat mata. Jika diteliti, orang-orang tertentu tidak mudah melihat suatu perubahan karena beberapa hal :
  • Tidak ada cahaya sama sekali, artinya tidak ada energy untuk melihat dan bergerak. Orang-orang yang hanya hidup pada lingkungan tertentu, tanpa ada interaksi dengan dunia lain dan merasa nyaman dengan kemapanan yang ada, bisa menjadi buta karena tertutup dan tidak ada cahaya sama sekali.
  • Terlalu banyak cahaya. Terlalu banyak cahaya bisa membutakan juga. Orang-orang yang penuh dengan pujian, penuh dengan sejarah keberhasilan kelamaan akan terlena dengan masa lalunya sehingga tidak melihat perlunya perubahan.
  • Memegang peta yang salah. Arahan perubahan bisa saja dibuat oleh orang yang salah, yang tidak cukup pengetahuan dan kurang berpengalaman, atau bahkan pesaing yang ingin mengacaukan perubahan. Tentunya, peta/ arahan yang dibawa ini akan menyesatkan
  • Melihat dalam terowongan. Seringkali orang terjebak dalam sebuah terowongan dan hanya melihat dunia dari kacamata yang sempit. Misalnya di sebuah perusahaan, manajemennya hanya memantau persaingan sebatas yang dilihat secara teknis; yaitu pesaing yang membuat produk sejenis/ dengan metode yang sama persis. Pada saat ada pendatang baru yang muncul dengan strategi produk dan metode yang sama sekali berbeda, mereka tidak melihat pendatang baru itu sebagai pesaing, padahal kelamaan mereka bisa habis terlibas.
Untuk membantu orang-orang melihat, ada tiga hal yang harus dilakukan yaitu : menciptakan kontras, menciptakan konfrontasi dan menggabungkan atara kontras dan konfrontasi.

Setelah melihat, perlu dilakukan pergerakan menuju perubahan. Untuk dapat mengajak orang bergerak memang tidak mudah, mereka tentu takut akan resiko perubahan, mereka belum merasa jelas dengan perubahan yang dilakukan, tidak ada dukungan dan tidak ada blue print strategy. Keempat hal tersebut harus dieliminir, resiko harus dihitung, energy serta team yang mendukung harus diciptakan dan tentunya perlu dirumuskan blue print strategy (a clear destination, resourches, rewards).

Perubahan juga harus diselesaikan. Seseorang yang melihat belum tentu bergerak dan mereka yang bergerak belum tentu memiliki persistensi serta daya juang yang cukup untuk menyelesaikan karena keletihan atau kehilangan kepercayaan. Maka selanjutnya, dalam perubahan sangat diperlukan kejelasan dan panel-panel indikator keberhasilan proses perubahan.

Selanjutnya, untuk menuju sebuah perubahan diperlukan dua hal, yaitu : simplisitas dan kecepatan. Kekuatan simplisitas diyakini merupakan alat yang penting untuk memperoleh posisi daya saing. Sedangkan kecepatan bukan semata-mata urusan gerak dan bertindak, melainkan melibatkan banyak hal : akses, kecepatan berpikir, kecepatan memutuskan, bingkai eksekutif, kecepatan bertindak, antisipatif, kerjasama team, dan teknologi.

Setelah sepakat dengan adanya perubahan, hal terpenting yang dilakukan adalah berorientasi pada tindakan. Tidak berorientasi pada tindakan sama halnya dengan tidak berani mengambil risiko. Namun, tindakan yang hebat jika tidak dilandasi dengan strategi yang betul , akan sia-sia. Beberapa tindakan berikut diperlukan untuk mengawali suatu perubahan :
  1. Jangan abaikan strategi
  2. Bertindak seperti tikus (Tidak takut bereksplorasi/ bereksperimen dengan hal-hal baru)
  3. Warnai perubahan dengan mimpi-mimpo besar
  4. Tumbuhkan kesadaran bahwa setiap awal pasti sulit
  5. Berikan “Value” pada dunia
  6. Berorientasi pada bisnis

Setiap perubahan selalu membawa nilai-nilai baru. Inilah yang disebut transformasi nilai. Tidak jarang, nilai-nilai baru itu tidak dikehendaki oleh lingkungan dan seringkali menimbulkan hambatan pada proses perubahan. Namun, suka atau tidak suka, transformasi nilai akan tetap terjadi saat kita melakukan perubahan. Yang perlu dilakukan untuk miminimalisasi hambatan dan membuat perubahan berjalan dengan cepat adalah : memanfaatkan budaya (budaya perusahaan/ organisasi), menata kembali elemen-elemen budaya perusahaan/ korporat dan menyatukan nilai-nilai sub kultur di perusahaan/ organisasi tersebut.

Setelah semuanya dapat berjalan dan nilai-nilai yang baru terbentuk dan budaya baru disepakati sebagai budaya perusahaan/ organisasi, hal yang perlu dilakukan adalah memperkuat budaya itu hingga mampu memberikan jawaban terhadap perubahan. Oleh karenanya diperlukan beberapa hal berikut :
  1. Leadership yang kuat
  2. Dukungan bawahan
  3. Komunikasi yang jelas
  4. Komitmen pemimpin
Dibagian akhir buku, penulis menekankan bahwa untuk bersama melakukan perubahan perlu diciptakan atmosfer yang menyenangkan dan membawa harapan lebih baik. Seorang pemimipin yang sukses melakukan perubahan adalah pemimpin yang membuat perubahan benar-benar menjadi sebuah pesta kebahagiaan dan harapan yang cerah bagi siapapun pelaku perubahan.

May 28, 2007

Mengelola Brand Equity & Strategi Pengembangan Merek


Judul : The Power of Brands

Pengarang : Freddy Rangkuti

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 268 halaman


Volvo, Omega 9, Sabun Lifebuoy, Betadin Obat Luka, Nabisco, Coca Cola; kesemuanya itulah merek (brand). Bukan hanya sebuah nama/ symbol namun juga merupakan satu keunikan/ satu cirri membedakan satu produk dengan produk lainnya. Inilah mengapa peranan merek menjadi sangat penting. Namun sampai sejauh apa kekuatan merek tersebut ? Dan apa dampak bagi penjualan produk/ barang ?

Merek bukannya tidak dapat diukur. Analysis Brand Equity merupakan kegiatab untuk memperoleh informasi dan menyusun strategi agar merek tersebut makin dikenal. Bagaimana Caranya ? Untuk menjawabnya, hal yang harus diketahui adalah konsep dari brand equity dan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu merek (brand value). Sehingga pada akhirnya dapat diketahui keterkaitan antara brand image yang dibentuk dalam benak pelanggan dan pengembangan konsep merek yang sesuai dengan nilai merek (brand value).

Dijelaskan pada bagian awal dalam buku ini adalah konsep dari Brand Equity yang terdiri atas 5 hal utama, diantaranya : Brand Awarness, Perceived Quality, Brand Association, Brand Associations dan Brand Loyalty.

Lalu bagaimana cara pengukurannya dan analisanya ?

Beberapa teknik statistik dengan pendekatan riset pemasaran dapat dilakukan untuk mengukur masing-masing : Brand Awarness, Perceived Quality, Brand Association, Brand Associations dan Brand Loyalty.

Tentunya tidak berhenti sampai pengukuran, karena sebuah merek diharapkan dapat terus berkembang. Maka Strategi Perluasan Merek (Brand Extension) perlu dikuasai juga. Pada dasarnya ada 3 pilihan yang dapat dilakukan untuk perluasan merek, yaitu : mengembangkan merek baru yang sesuai dengan produk secara individual, tetap menggunakan merek yang sudah ada dan gabungan diantara keduanya. Indikator bahwa perluasan merek dikatakan suksespun dapat diukur dengan riset pemasaran dan analisa pemasaran terhadap asosiasi merek.

Terkadang untuk memperkuat merek, perlu diluncurkan pengembangan produk yang inovatif seperti yang telah dilakukan oleh : Sony, Gillette maupun Microsoft. Terdapat 7 tahap strategi pengembangan produk yang dibahas dalam buku ini, diantaranya : Ideas Generation, Screening Ideas, Pengembangan Konsep dan testing, Analisis Bisnis, Pengembangan Produk, Market Testing dan Commercialization.

Agar pembaca dapat lebih memahami konsep, pengururan dan pengembangkan merek, di akhir buku ini diberikan contoh kasus bagaimana sebuah merek berhasil brand value dengan melakukan riset pengukuran merek dan pengembangan dari merk yang sudah ada.

Mengukur Kepuasan Pelanggan


Judul Buku : Measuring Customer Satisfaction

Pengarang : Freddy Rangkuti

Penerbit : PT.Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 344 halaman



Riset Kepuasan Pelanggan sangat berbahaya. Ini yang akan terjadi apabila terjadi kesalahan persepsi pada tingkat management perusahaan. Persepsi bahwa kepuasan pelanggan adalah tujuan akhir perusahaan dan bukan proses untuk perbaikan internal. Dan faktanya inilah yang terjadi pada ratusan perusahaan yang secara berkala melakukan riset kepuasan pelanggan, bukan untuk melakukan perbaikan namun hanya untuk menilai puas dan tidak puas pelanggannya. Padahal jika data riset benar-benar dianalisa, riset kepuasan pelanggan memiliki banyak manfaat bagi perusahaan, diantaranya : mengantisipasi menurunnya jumlah pelanggan, menciptakan customer relationship, dan meningkatkan kepercayaan pelanggan.

Kepuasan pelanggan ditentukan oleh beberapa factor, diantaranya : persepsi terhadap kualitas jasa/layanan, kualitas produk, harga dan factor-faktor yang bersifat pribadi serta bersifat situasi sesaat.

Lalu bagaimana mengukurnya ?

Cara termudah untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah dengan menilai GAP (kesenjangan) yang bersumber dari perbedaan ekspektasi pelanggan dan persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa/layanan. Ekspektasi (harapan) dan persepsi (sikap) dapat diukur dengan melakukan riset kepuasan pelanggan dengan wawancara kuesioner.

Dalam melakukan riset kepuasan, beberapa variable yang mempengaruhi kepuasan pelanggan harus dimasukkan selain penilaian (ekspektasi & persepsi) terhadap atribut-atribut produk/ jasa.

Gap akan tampak pada diagram Importance & Performance Matriks. Dan selanjutnya dengan mengacu pada diagram ini, management perusahaan dapat melakukan tindakan perbaikan, hal apa saja yang perlu menjadi focus untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, misalnya.

Di akhir buku ini, dicontohkan analisa kasus : Kepuasan Pelanggan & Analisis Strategi Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan secara detail ; mulai dari perumusan tujuan riset, contoh kuesioner hingga cara melakukan analisa data dan mengambil satu kesimpulan sebagai strategi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Praktis dan Benar Melakukan Riset Pemasaran ?

Judul Buku : Marketing Research – An Applied Orientation

Pengarang : Naresh K Malhotra

Penerbit : Pearson International Edition

Tebal : 715 halaman


Marketing Research (riset pemasaran) merupakan satu hal penting yang layak dipertimbangkan setiap akan melakukan aktivitas pemasaran. Banyak perusahaan telah sukses mengembangkan produknya dengan melakukan riset pemasaran, diantaranya : P&G, Coca Cola, Mc. Donald. Namun tentunya, ada persyaratan yang dipenuhi untuk melakukan riset pemasaran yang sukses.

Sebelum berbicara mengenai persyaratan/ tatacara riset. Seorang pelaku riset pasar harus mengetahui riset apa yang akan dia laukan. Karena pada dasarnya ada 2 jenis riset, yaitu :

- Riset Identifikasi Masalah, diantaranya : Riset Potensi Pasar, Riset Pangsa Pasar, Riset Citra (Merek/ Perusahaan), Riset Karakteristik Pasar, Riset Analisa Penjualan, Riset Peramalan, Riset Tren Bisnis

- Riset Pemecahan Masalah, diantaranya : Riset Segmentasi, Riset Produk, Riset Penetapan Harga, Riset Promosi dan Riset Distribusi.

Jenis riset harus ditentukan terlebih (sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai) dahulu sebelum proses riset diawali. Proses Riset Pemasaran itu sendiri, memuat 6 (enam) langkah praktis, yaitu :

- Perumusan masalah secara sistematis

Pada saat perumusan masalah, jelas sekali beberapa poin yang haru diperhatikan adalah : apakah tujuan utama riset (mengidentifikasi masalah/ peluang ? ataukah memecahkan masalah ?) Karena tentunya, ini akan mengarah pada jenis riset yang akan dilakukan

- Penentuan Desain Riset

Periset harus mengetahui beberapa fenomena yang berkaitan dengan permasalahan riset tersebut. Selanjutnya, periset juga harus merumuskan hipotesis , tipe pertanyaan dan riset apa yang sebaiknya dilakukan.

- Perancangan Metode Pengumpulan Data

Pada bagian ini, harus jelas bahwa data yang digali dapat menjawab permasalahan/ tujuan riset. Beberapa hambatan yang mungkin akan terjadi saat pelaksanaan riset juga harus dipertimbangkan oleh periset, diantaranya : cara melakukan riset, cara mendapatkan jawaban yang obyektif, dll

- Perancangan Sample dan Pengumpulan Data

Perancangan sample, meliputi : kerangka sampling, target sampling (responden), cara melakukan sampling. Dan pada saat pengumpulan data, seorang periset perlu juga mempertimbangkan, agar diperoleh data yang valid bukan hanya reliable.

- Analisis dan Interpretasi Data

Teknik-teknik statistic pada umumnya digunakan pada tahap ini.

- Penyusunan Laporan Riset

Laporan riset harus menjawab tujuan awal dilakukannya riset pemasaran. Namun juga perlu dipertimbangkan beberapa hal mengenai : teknik penyampaian (presentasi) dan format laporan yang mudah dibaca oleh awam.

Walaupun terkesan rumit, 2 jenis kegiatan riset dan ke-6 tata cara pelaksanaan riset pemasaran tersebut dibahas secara lengkap dan detail oleh malhotra dalam buku ini. Setiap bahasan telah dilengkapi dengan contoh-contoh kasus agar pembaca benar-benar memahami alur proses riset pemasaran.

May 13, 2007

Dokterpun perlu marketing


Resensi Buku :

Judul : Being A Good Doctor – Kiat Meraih Hati Pasien

Penulis : Hermawan Kartajaya

Yuswohadi

Bembi Dwi Indrio M

Ario S Setiahadi

Penerbit : MarkPlus&Co

Tebal : 155 halaman


Konsep pemasaran selama ini sering dikenal dan diterapkan pada perusahaan/ produk. Namun sebenarnya, konsep pemasaran juga dapat diterapkan untuk diri pribadi, misalnya untuk dokter. Dokter memang terikat sumpah “Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial” dan terikat oleh segala macam aturan dan kode etik. Namun, pada dasarnya tidak berkaitan dengan konsep bahwa dokterpun juga harus memarketingkan diri. Marketing bukan Sales.

Dengan dimulainya era globalisasi, persaingan di segala bidang termasuk bidang kesehatan/ kedokteran tidak bisa dielakkan. Data tren menunjukkan semakin banyak penduduk WNI yang berobat ke luar negeri dan pasien-pasien ini menyatakan lebih menyukai berobat ke luar negeri karena beberapa pertimbangan, diantaranya : fasilitas, kecepatan dan cara layanan. Dalam hal layanan, sebagian dokter dirasa masih bersikap self oriented dan bukannya patient oriented.

Selanjutnya, hal yang terpenting dilakukan oleh dokter-dokter agar dapat memberikan yang terbaik untuk pasien adalah dengan menerapka Sembilan Elemen Inti Pemasaran, yaitu :

- Segmentasi

Untuk melakukan segmentasi, seorang dokter harus memahami karakter dan perilaku pasien. Dijelaskan secara garis besar terdapat 3 segmen, yaitu :

a. Segmen pasien berorientasi harga (price oriented), yaitu : pasien yang maunya murah, tapi lekas sembuh dan cenderung membandingkan harga

b. Segmen pasien berorientasi nilai (value oriented), yaitu pasien yang ingin lekas sembuh dan dilayani dengan baik. Namun demikian, faktor harga masih menjadi pertimbangan. Dengan kata lain, pasien di segmen ini selalu akan mempertimbangkan antara hasil pengobatan dan biaya pengobatan yang telah dikeluarkan

c. Segmen pasien berorientasi Kualitas (quality oriented), yaitu pasien yang menginginkan best of the best (kualitas penyembuhan dan pelayanan). Pasien di segmen ini tidak lagi mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan dan biasanya adalah pasien dengan sosial ekonomi kelas atas.

- Targeting

Targeting dimaksudkan sebagai upaya memilih segmen pasien yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan dokter, namun bukan berarti bahwa dengan menjalankan targeting dokter diperkenankan menolak pasien yang tidak sesuai dengan segmen yang akan ditarget, karena ini akan melanggar sumpah kedokteran. Dalam hal ini, dokter disarankan untuk memilih target segmen yang akan diarah agar dapat melayani lebih baik dan lebih fokus sesuai dengan kebutuhan pasien dan kemampuan dokter. Hal utama yang harus dipertimbangkan dalam melakukan targeting adalah mengukur kemampuan sumber daya yang dimiliki, diantaranya :

a. Sumber daya fisik

Adalah sumber daya yang terlihat seperti : bangunan tempat praktek, lokasi, peralatan kedokteran, obat-obatan dan modal finansial lainnya.

b. Sumber daya non fisik

Adalah sumber daya yang tidak dapat dilihat seperti reputasi, pengalaman, pengetahuan dan pelayanan dokter ke pasien

- Positioning

Positioning yang dimaksud adalah menanamkan personal image di benak pasien, Dalam membangun positioning ini, dokter harus memiliki kredibilitas di mata pasien. Jika seorang dokter belum mempunyai positioning tertentu disarankan untuk membangunnya dengan melakukan pendekatan ke pasien, menanyakan kenapa pasien memilih berobat padanya sehingga akhirnya pasien mengenal dokter. Namun, jika seorang dokter sudah memiliki positioning tertentu, disarankan agar tetap konsisten dengan positioning yang dimilikinya.

- Diferensiasi

Diferensiasi disini adalah menampilkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh dokter dan merupakan penerjemahan konkret dari positioning. Ada 3 cara untuk dapat melakukan diferensiasi, yaitu :

a. Sesuaikan diferensiasi dengan positioning yang telah dimiliki

b. Carilah keunikan-keunikan yang mungkin belum ada pada dokter lain

c. Pelajari hal-hal lain di luar bidang kedokteran

- Marketing-Mix

Dalam dunia pemasaran, dikenal istilah marketing mix yang terdiri dari 4P : Product, Price, Place dan Promotion. Dalam konteks kedokteran Product dapat diartikan sebagai konsultasi dan terapi medis, Price adalah biaya yang harus dikeluarkan pasien untuk konsultasi/ terapi, Place adalah lokasi tempat praktek dokter, sedangkan Promotion dapat berupa papan nama praktek dan testimoni pasien. Dokter disarankan untuk dapat mengemas marketing mix diatas dengan reliabel.

- Selling

Pada dasarnya ada 2 fungsi dokter dalam proses selling ini, yaitu :

a. Sebagai technical advisor, yaitu melakukan pengobatan/ terapi berdasarkan pengetahuan medis yang dimiliki

b. Sebagai relationship manager, yaitu lebih diutamakan agar dapat membangun relasi dengan pasien

- Brand

Brand dalam hal ini dikaitkan dengan pribadi seorang dokter, sehingga dokter dikenal sebagai dokter yang karismatis dan dipercaya pasien. Beberapa cara dapat dilakukan untuk ini, diantaranya : memperkenalkan nama pada pasien, memberikan kartu nama pada pasien, meletakkan papan nama di tempat yang jelas, dan yang utama adalah memperhatikan sikap dan penampilan di dalam dan diluar tempat praktek sebagai cerminan seorang dokter yang profesional

- Servis

Servis bukan sekadar senyum ataupun sekedar melayani pasien saat berobat. Servis yang dimaksud lebih kearah empati, yaitu memberikan solusi total untuk setiap kebutuhan dan bahkan keluhan pasien sehingga pasien merasa nyaman.

- Proses

Ada 3 hal yang harus diperhatikan saat berbicara tentang proses, yaitu QCD :

a. Kualitas (quality)

Kualitas seorang dokter perlu ditingkatkan dalam kaitan kualitas saat konsultasi, saat terapi pengobatan dan kualitas layanan apapun yang diberikan pada pasien.

b. Biaya (cost)

Seorang dokter diharapkan dapat mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan oleh pasien untuk kebutuhan pengobatan

c. Pemberian layanan kepada pasien (delivery)

Pelayanan pada pasien disarankan agar dapat seefektif mungkin, jangan biarkan pasien menunggu tanpa kejelasan.

Tiga hal diatas seharusnya dapat dikomunikasikan pada pasien agar selanjutnya tidak ada komplain atau bahkan kekecewaan yang merugikan kedua pihak.

Penulis buku ini telah mengamati bahwa pasien saat ini sudah semakin pintar dengan semakin banyaknya informasi kesehatan/ kedokteran. Dan dengan semakin banyaknya dokter-dokter baru dan bahkan masuknya dokter-dokter dari luar negeri, diharapkan para dokter dapat berkompetisi positif demi memberikan layanan terbaik pada pasien.

Di penutup buku ini, penulis juga memberikan 10 indikator sederhana, apakah seorang dokter telah dikenal dengan baik. Jika anda seorang dokter atau praktisi medis, saya rasa membaca dan mulai mempraktekkan apa yang tertulis dalam buku ini dapat menambah kesuksesan anda dalam meraih hati pasien.