December 16, 2010

Perjuangan Hidup





Pernah melihat kejadian-kejadian mirip ini?

Kalau saya pribadi, setelah ulak-alik dari Surabaya ke Gresik, jadi sering lihat yang seperti ini. Yang terlintas dalam benak saya, mulai dari : "terheran-heran", "bahaya", "was-was", "menghindar", "trenyuh" dan hingga tak mampu lagi hendak berkata apa.


Saya heran :
Kog bisa mereka melakukan hal-hal seperti itu? Secara logika, jelas hal ini membahayakan pelaku dan orang lain... membahayakan saya juga mungkin sebagai pengguna jalan yg berpapasan atau bersamaan dengan mereka.

Saya was-was :
Aduh, jangan sampai saya mendekat pada mereka hingga menyenggol barang bawaannya, aduh... bagaimana kalau ada pengendara lain yang "ngebut" hingga mengenai mereka?

Tapi disisi lain, saya pun trenyuh...mau dibilang apa seandainya saya tegur mereka :
Saya : Pak, gak takut ambrol barang bawaannya? Ga takut jatuh bu?

Pembawa rumput : Trus saya naik apa mbak,... ini kendaraan yg saya punya...kalau saya bolak-balik ga nutut waktunya, jauh mbaak...


Pengendara motor boncengan beberapa orang, Bapak & Ibu pembawa barang/ sayur naik motor : Ya, ini biar cepet mbak, sekalian ... karna tempatnya jauh, kalau ulak-alik bensin dan waktu nya ga nututi

Tukang becak pembawa sayur dan ibu yg naik diatasnya : enggak mbak, sudah biasa... jaraknya sih ga terlalu jauh, tp kalau bolak-balik nanti kapan saya jualannya, ini saja saya masih bolak-balik 3-5x


Pembawa lemari : saya ini kan pengrajin kayu, kerja sendiri, ngirim sendiri... punya kendaraan juga baru motor ini... kalau saya angkut pake pick up, berapa harga mebel yang saya jual, kalau orang-orang bandingkan dengan harga di mall... mebel saya bisa gak laku mbak


Hmm, mendengar dan merasakan apa kesulitan mereka... rasanya memang tidak bisa dipikir secara logika, hal-hal membahayakan yang mereka lakukan... bapak-bapak ini harus menghidupi keluarganya, ketrampilan inilah yang mereka miliki, sarana ini saja yang mereka punyai... mereka harus benar-benar "ngirit", untuk bisa menabung dan akhirnya memiliki sarana yang lebih layak untuk digunakan dalam bekerja.

Ya, saya akhirnya tak mampu berkata apa-apa... saat ini mungkin belum bisa membantu orang-orang seperti ini, selain dengan doa, selain dengan tidak "menghargai murah" hasil jerih payah mereka (bahkan jangan sampai, menawar barang yang mereka jual dengan tidak realistis), tapi semoga suatu saat sedikit demi sedikit bisa meringankan beban mereka. Amiin

Satu hal yang patut dicontoh dari mereka : adalah semangat kerja, tak pantang menyerah, untuk mereka dan orang-orang yang mereka cintai. Selain keceriaan yang nampak dari mereka saat bercengkrama dengan rekan-rekan kerjanya di sela kesibukan penuh keringat.

5 komentar:

Belly Surya Candra Orsa said...

Great Blog..!!!! Keep Blogging.... :)

Unknown said...

thanks Belly :)

Unknown said...

gak skalian itu rumahnya di bawa?? :D

Unknown said...

andai bisa dibawa :)

htpp://kinanti12.blogspot.com said...

buat dpt foto seperti itu yg paling dominan adalah sabar dan tepat waktu