Surabaya, kota perdagangan, di pusat kota hanya terlihat gedung-gedung, di pinggiran yang nampak adalah kompleks perumahan. Ingin diam dan berlibur menikmati keindahan alam katanya sulit sekali, hingga harus pergi ke luar kota, entah ke Pandaan, Malang, Mojokerto, atau Lamongan. Benarkah demikian?
Suatu saat ketika mencoba mengupas wisata apa saja yang ada di Surabaya, dengan perasaan pesimis (karena disambut dengan pintu gerbang yang kumuh dan jalanan yang tak terawat, sama sekali tidak mencerminkan kawasan pariwisata) melihat obyek wisata lama "kenjeran" dan terus menelusur hingga menemukan nuansa lain didalamnya.
.jpg)
Ya, saya baru inga, bukankah 5 tahun lalu saat tahun baru Imlek tempat ini begitu ramai karena dibangunnya Sanggar Agung Kenpark yang didalamnya terdapat biara sekaligus patung dewi Kwan Im. Wow, saat masih di pintu gerbangnya saja, sudah berbeda nuansanya dengan pantai kenjeran lama (bumi dan langit).
.jpg)
Nampaknya ada gapura masuk, sambil terus penasaran, mencoba melangkah masuk dan sampai sejauh mana sih keindahan wisata ini?
.jpg)
Melihat ornamennya, teringat ornamen tempat makan terbesar yang beberapa tahun lalu ada di kawasan Surabaya Utara : Kya-Kya. Dan ternyata, kya-kya memang akan berpindah ke tempat ini. Wow, pasti lebih nyaman disini, karena di sisi kiri kita bisa melihat pantai yang indah (tanpa harus ke luar kota) dan kawanan bangau yang terbang rendah sambil sesekali mencari makan ikan-ikan kecil.
.jpg)
.jpg)
Menelusur lagi ke dalam, hmm... ada taman-taman yang menyenangkan dan nampaknya disediakan kuda tunggangan untuk berjalan-jalan (wah, jika benar pasti sangat mengasyikan).
Berlama-lama disini sambil menulis ditemani kudapan sate kerang dan air kelapa (degan), ga kerasa lama.
Investasi yang sudah sangat mahal, jelas terlihat di sini. Walaupun nampaknya ada perbedaan pengelola dengan wisata pantai kenjeran, semestinya lah keduanya bersinergi. Dan sungguh merupakan peluang apabila lokasi secantik ini mampu digarap dengan lebih serius tanpa mengurangi naturalisme yang luar biasa dari alam. Hingga Arek-Arek Suroboyo bisa berkata, "Berwisata di Surabaya, Kenapa Tidak ?"
0 komentar:
Post a Comment