Berebut pelanggan baru, utamanya ditujukan bagi para ABG (pelajar dan mahasiswa). Pada usia yang lebih matang, kecenderungan untuk berpindah nomor selular lebih kecil (kecuali bagi yang sangat mobile dan tak hanya butuh GSM untuk ngomong dan SMS, namun komunikasi data sehingga memungkinkan memiliki lebih dari 1 nomor GSM). Dengan tidak memperhitungkan faktor ini dan hanya melihat kebutuhan pengguna untuk telepon dan SMS, tim kami mencoba mengamati pangsa pasar dari ketiga operator selular lama di Surabaya tahun lalu.
Dari sekitar 7392 sampel diambil di Surabaya pada pengguna HP GSM berusia minimal 30 tahun dan maksimal 60 tahun, memang Telkomsel adalah operator telekomunikasi dengan market share tertinggi (sekitar 65%), bahkan sampai saat ini. Kenapa ? Telkomsel memang lebih lama hadir, kesan sinyal kuat sampai ke pelosok cukup melekat bagi para penggunanya dan menginjak usia dewasa, seseorang mulai enggan untuk mengganti nomor handpohe-nya (kecuali alasan keamanan), walaupun ada tarif yang lebih murah, dan ada operator lain yang menjanjikan sinyal kuatnya.
Namun apakah promosi dari para operator selular itu tak bermakna ?
Untuk pelanggan pada usia dewasa ini, ternyata ada sesuatu yang menarik untuk diamati. Bahwa ternyata, bahkan sebelum iklan XL (tarif murah sesama dan antar operator) diluncurkan, telah muncul kecenderungan kelompok tertentu untuk memilih XL. Promosi XL membuahkan hasil, setidaknya di Surabaya XL berhasil mendapatkan kepercayaan kelompok pelanggan wanita berusia 30-40 tahun (40,3%) dan berangsur-angsur meningkat sampai saat ini.
Kelompok ini tentunya merupakan kelompok ibu-ibu muda, termasuk profesional muda didalamnya. Dan nampaknya, para ibu di usia ini juga cukup tegas dalam mengambil keputusan untuk keluarga. Sebuah peluang untuk XL dan ancaman untuk yang lain jika XL mampu merawat pelanggan-pelanggan ini dengan program CRM-nya daripada sekedar diskon harga/ perang tarif.
0 komentar:
Post a Comment