Top of Mind tak Selalu Penting dalam Marketing

Pentingkah mengejar "Top Of Mind" ? Sebagian marketer akan menjawab "Ya" dengan pertanyaan ini. Simpel saja argumentasinya, kalau produk sudah dikenal pasti akan dibeli, apalagi dengan menjadi top of mind maka gengsi-lah yang akan dikedepankan alias para marketer ini menghendaki terjadinya pembelian emosional.

Kenyataannya? Coba perhatikan beberapa produk yang merupakan top of mind di sekitar anda, apakah berlaku demikian ?

- Mc.Donald, di Indonesi pada beberapa tahun lalu menjadi top of mind dan memang memperoleh market share paling besar diantara produk fried chicken lainnya, bagaimana dengan sekarang ? Sementara anak-anak kecil tetap saja menyebut Mc.Donald dan mengkonsumsi Dundee atau KFC. Atau Mc.Donald ternyata hanya bergengsi sebagai santapan ulang tahun dan ajang tempat pertemuan semata ?

- Lux, dikenal sebagai sabun kecantikan kelas atas dengan predikat "Top of Mind", sehingga memilih bintang iklan Lux-pun harus sedemikian rupa untuk meningkatkan gengsi dari konsumennya. Saat ini, masihkan Lux dipakai sebagai referensi para konsumen kelas atas dibandingkan dengan produk semacam Body Shop?.

- Sebuah radio lokal terkemuka dikenal sebagai Top of Mind. Bukan hanya itu indikator banyaknya penelpon yang bergabung di setiap acaranya menjadi nilai jual bahwa siarannya banyak didengar oleh masyarakat dan akhirnya para marketer-nya bisa meningkatkan harga adlibs atau talkshow jauh lebih berlipat dibanding radio lainnya. Namun bagaimana kenyataannya ? Lepas dari pemilihan jam tayang, toh radio ini telah dikenal sebagai Top of Mind, namun ternyata jumlah penelpon tidak lagi berkorelasi dengan jumlah pendengar di beberapa acara-nya.

- Sebuah laboratorium klinik swasta dikenal sebagai Top of Mind di tingkat nasional. Apakah ini berkorelasi dengan banyaknya pelanggan di setiap kota ? Ternyata tidak, karena dia hanya dikenal namun tidak cukup dekat secara kultur dengan tipe-tipe konsumen lokal, sehingga tidak lagi berperan sebagai pemenang pasar di masing-masing kota.

Beberapa contoh diatas menunjukkan bahwa "Top of Mind" bukanlah hal yang penting apabila sebuah perusahaan tidak dapat memanfaatkannya untuk mendekati konsumen, hanya sekedar gengsi tidak cukup meningkatkan penjualan. Dan bagaimana mendapatkan konsumen adalah dengan mendekati dan bergabung setiap aktifitasnya hingga akhirnya konsumen merasa ter-support oleh kemudahan layanan dan akses mendapatkan produk yang dibutuhkan.