Maaf bagi yang kurang berkenan, namun bagi saya alasan diatas hanya omong kosong yang muncul ketika seseorang atau organisasi tidak mau berfikir. Dan ini adalah ciri-ciri kelompok yang sulit menerima perubahan.
Teknologi informasi akan memberikan banyak manfaat jika kita mau belajar dan sedikit menganalisis. Bukanlah suatu hal yang sulit untuk mempelajari dan mengaplikasikannya, apalagi ketika kita hanya sebagai user. Dari pengamatan yang saya lakukan ada beberapa kelompok orang yang enggan memanfaatkan teknologi informasi, diantaranya :
1. Kelompok Gajah Tua Kebun Binatang
Orang-orang dalam kelompok ini pada umumnya berusia diatas 30 tahun dan hanya bekerja berdasarkan rutinitas, merasa banyak pengalaman padahal bukanlah pengalaman yang berarti dan lebih suka menyuruh daripada mengerjakan sendiri. Motonya : kalau bisa minta tolong, kenapa musti bekerja sendiri
Orang-orang dalam kelompok ini hanya bisa marah dan menghujat jika tidak dibantu.
2. Kelompok Kancil Pencuri Timun
Orang-orang di kelompok ini pada umumnya adalah generasi muda berusia kurang dari 30 tahun. Mereka adalah orang yang enggan belajar dan memanfaatkan teknologi karena kekuasaan yang dimiliki, dalih kompetensi dan selalu mengkotak-kotakkan pekerjaan.
Motonya : IT is not my bussiness
Dalam sebuah perusahaan, orang-orang dalam kelompok ini tidak akan peduli terhadap permasalahan apapun yang terjadi. Dan menjadi sangat tidak produktif bila mereka berada di departemen marketing
Sekali, dua kali anda berusaha mengajak orang-orang dalam kelompok ini untuk berubah, jika mereka tidak kunjung berubah karena kemalasan dan arogansinya segera tinggalkan mereka dan coret nama mereka sebagai partner kerja anda, karena bukanlah mereka yang akan lebih baik, namun peluang anda tertular dengan kebiasaan dan pemikiran mereka akan semakin besar.
3 komentar:
Saya kira dalihnya bukan karena merasa lebih yakin, tapi ingin tampak tidak bergantung pada elemen lain dalam organisasi bisnisnya.
Berapa banyak yang pede dengan ketrampilan soft-skillnya yang sangat kuno ?
sebenarnya tidak harus bergantung, tapi akan lebih baik jika bersinergi atau berkolaborasi sebagai partner.
Hedeuh...masalahnya sekarang, dalam proses rekrutmen yang ada sekarang, yang dibutuhkan adalah manusia bertangan delapan atau berotak rangkap sepuluh.
Mendingan yang gak bisa begitu ya mundur aja, wong yang lebih bisa juga banyak. Ato perusahaannya sedang mencuri kapital dengan meletakkan orang-orang semacam itu ?
Post a Comment