Yang saya temui ini adalah sekelompok orang yang mendaftarkan diri dalam pendidikan S2 Statistik dan tidak belatar belakang pendidikan S1 Statistik. Ya, minggu kemarin memang minggu pertama kuliah penyegaran S2 Statistik di sebuah kampus di Surabaya. Hari pertama, mereka sangat antusias, hari-hari selanjutnya mulailah terdengar keluh dan kesah disertai sebuah pernyataan “Duuuh, rumitnya belajar statistik”. Pernyataan itu membuat saya tergelitik untuk lebih mengamati.
Pertama-tama, saya coba memprosentase berapa banyak mahasiswa S2 yang tidak berasal dari S1 Statistik. Di kelas reguler : 90% mahasiswa S2 bukan dari background S1 Statistik dan di kelas beasiswa 60% mahasiswa S2 bukan berasal dari background S1 Statistik. Pertanyaan selanjutnya muncul, apa yang membuat mahasiswa yang bukan berasal dari S1 Statistik itu berminat masuk ke S2 statistik dan apa yang membuat S2 Statistik kurang diminati oleh orang-orang yang background S1-nya adalah Statistik. Ada beberapa kesimpulan awal dari hasil wawancara pada dua kelompok ini.
- Kelompok mahasiswa S2 Statistik yang S1-nya bukan statistik
Kelompok ini memilih S2 Statistik karena membayangkan mudahnya ilmu statistik aplikatif seperti survey dan pengolahan data (yang hanya dengan “klak-klik mouse” pada software seperti SPSS, sudah dapat menyajikan dan berbicara tentang data. Diawal, statistik yang mereka bayangkan adalah deskriptif, dan paling jauh adalah pengujian ANOVA serta Regresi Linier (seperti halnya yang dipelajari pada jurusan-jurusan ekonomi dan manajemen).
- Kelompok alumni S1 Statistik yang kurang meminati S2 di jurusan Statistik
Kelompok ini, jika disuruh memilih lebih memilih S2 di jurusan Manajemen atau Teknik Industri daripada memilih jurusan S2 Statistik dan harus dipusingkan dengan rumus-rumus statistik. “Oh, repotnya”, begitulah ungkapan dari mereka
Kelompok ini, telah lebih jauh mengenal berbagai macam metode statistik, namun dalam aplikasinya, kebanyakan dari mereka merasa tidak membutuhkan perhitungan statistik terlalu rumit.
Mempelajari statistik, sebenarnya adalah mempelajari bagaimana berfikir taktis, strategis dan sistematis berdasarkan dari data-data yang ada. Analisa Data, adalah salah satu bagian didalamnya.
Kerumitan-kerumitan dalam mempelajari statistik, jika kita mau menganalisis lebih dalam adalah sebuah proses yang diperlukan sebelum melakukan analisa data (yang sepintas hanya tampak seperti sebuah aktifitas ”klak-klik mouse”). Coba bayangkan, jika kita tidak mau mempelajari tentang distribusi statatistik saja, bagaimana kita dapat menganalisis data apalagi menentukan parameter dalam pengujian statistik ? Jika kita enggan mempelajari teori-teori probabilitas, bagaimana kita bisa melakukan pengelompokkan data, mendefinisikan permasalahan dalam sebuah riset ?
Ilmu Statistik bukan hanya ”klak-klik mouse ” dalam SPSS bahkan Excel. Statistik adalah proses berfikir analitis.
0 komentar:
Post a Comment